sumber: alodokter.com |
Kanker rasanya sudah tak lagi terdengar asing di telinga masyarakat dunia. Penyakit yang satu ini memang telah menelan begitu banyak korban, tercatat ada 9,6 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat kanker. Pada akhirnya kanker pun menjadi momok menyeramkan bagi banyak orang.
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan ditemukannya sel abnormal yang berkembang di luar kendali. Sel abnormal tersebut juga memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam jaringan tubuh yang normal melalui aliran darah dan menghancurkannya.
Sebenarnya kebanyakan dari jenis kanker ini sangat mungkin untuk disembuhkan, terutama jika diketahui sejak dini. Namun, kebanyakan kanker tidak menunjukkan gejala yang berarti di awal kemunculannya sehingga kebanyakan penyitas kanker baru menyadari penyakitnya ketika berada di stadium akhir.
Penyebab
Pada dasarnya sel kanker muncul karena adanya kerusakan DNA pada sel normal. Kerusakan tersebut mengakibatkan sel normal yang seharusnya telah mati tetap tumbuh sehingga membentuk sel baru yang tidak normal.
Kerusakan DNA tersebut kebanyakan disebabkan oleh faktor eksternal seperti kebiasaan merokok, sering terkena paparan sinar matahari dan lain sebagainya. Ada pula teori yang menyebutkan bahwa DNA yang rusak tersebut dapat diturunkan dari orang tua kepada sang anak. Namun, sebenarnya sampai saat ini pun belum diketahui secara pasti penyebab dari munculnya sel kanker tersebut.
Sistem imun dan sel kanker
Sistem imun merupakan salah satu sistem dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mendeteksi serta menghancurkan sel asing yang ada di dalam tubuh. Tugas mendekteksi dan menghancurkan tersebut dipegang oleh sel T yang bekerja dengan tiga tahapan yaitu mencari hal-hal yang berbahaya bagi tubuh, memindai seluruh sel yang terdeteksi untuk mengetahui apakah sel tersebut merupakan sel normal atau tidak dan menghancurkan sel yang terdeteksi sebagai sel abnormal.
Jadi, pada dasarnya tubuh manusia sudah memiliki siklus imunitas atau kekebalan terhadap kanker. Namun, sel kanker pun rupanya mampu mengelabuhi sel T dengan menggunakan PD-L1.
PD-L1 merupakan salah satu jenis protein yang terdapat pada sel kanker. Keberadaan PD-L1 tersebut menjadi faktor penghalang (immune checkpoint) sehingga sel T tidak mendeteksi sel kanker sebagai sel yang abnormal.
Apa itu imunoterapi?
Salah satu metode yang kini sedang ramai dibicarakan sebagai salah satu metode ampuh untuk menangani kanker stadium lanjut adalah imunoterapi.
Seperti yang sudah diketahui bahwa pada dasarnya tubuh telah memiliki kekebalan tersendiri terhadap sel kanker. Akan tetapi sistem kekebalan tersebut tidak lagi dapat bekerja karena adanya PD-L1 pada permukaan sel kanker. Pengobatan imunoterapi kanker ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi kekebalan tubuh terhadap sel kanker dengan cara memblokir ikatan PD-L1 dengan protein lain sehingga sel kanker dapat dikenali oleh sel T sebagai sel abnormal berbahaya.
Pengobatan kanker menggunakan imunoterapi pun telah banyak digunakan untuk menangani kanker karena metode ini dianggap lebih efektif membunuh kanker dibandingkan dengan cara lain seperti radiasi ataupun kemoterapi. Selain itu imunoterapi juga memiliki efek samping yang lebih kecil jika dibandingkan dengan metode pengobatan kanker lainnya. Imunoterapi juga dapat memperkecil kemungkinan kanker muncul kembali karena metode ini dapat memicu imunomemori yang memungkinkan sistem imun mengingat sel kanker sehingga akan segera dimusnahkan jika muncul kembali.
Benarkah 100% aman?
Setiap metode pengobatan tentu memiliki sisi positif dan negatif, tak terkecuali metode imunoterapi ini. Walaupun dijamin kemanannya, tetapi risiko dan efek samping tetap dapat dirasakan. Beberapa efek samping yang sering dialami adalah nyeri, bengkak, gatal dan ruam pada area suntikan.
Selain efek samping yang dirasakan, imunoterapi juga memiliki beberapa risiko lain yang mungkin muncul seperti berpotensi merusak organ-organ lain serta hasil pengobatan yang tidak selalu cepat, tergantung pada respon dari masing-masing orang.
Kehadiran imunoterapi memang menjadi harapan baru bagi para penyitas kanker untuk terbebas dari penyakit mematikan tersebut. Namun, perlu diingat bahwa imunoterapi tidak 100% tanpa efeksamping dan risiko. Oleh karena itu, sangat perlu untuk tetap berkonsultasi dengan dokter mengenai metode pengobatan yang paling tepat dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar