Minggu, 23 Februari 2014

INDONESIAKU SAYANG, INDONESIAKU TELANJANG

Indonesia, negeri yang subur dan makmur ini terletak di belahan timur bumi. Negeri-negeri di belahan bumi bagian timur dikenal memiliki budaya yang luhur, sopan, santun, dan berbudi pekerti. Adab-adab yang diajarkan turun temurun pun sangat baik, terutama adab-adab dalam berpakaian. Pakaian yang panjang dan menutup hampir semua tubuh, menjadi ciri khas dari budaya negeri tersebut.
Seiring perkembangan zaman dan makin majunya teknologi informasi dari berbagai penjuru dunia dengan mudahnya disebar dan diterima oleh berbagai kalangan dari seluruh lapisan masyarakat. Arus globalisasi pun makin gencar menerjang tiap-tiap orang di manapun berada. Globalisasi menghantarkan budaya-budaya dari berbagai belahan dunia masuk dengan mudah, bahkan menjadikan tercampurnya berbagai budaya hingga ahirnya membentuk sebuah budaya baru.
Akhlak dan moral putra-putri bangsa yang makin tergerus budaya barat yang terus masuk dengan bebasnya ke dalam negara ini telah menenggelamkan budaya dan moralitas bangsa. Tanpa disadari, semua budaya dan moral bangsa indonesia hilang, tergantikan oleh budaya  dan moral orang-orang luar negeri .
Berbagai jenis budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia dan disambut ramah juga oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Semua jenis budaya yang masuk ke Indonesia diterima dan dapat dipastikan hampir semuanya menjadi tren yang meledak di Indonesia. Tren dan cara berpakaian remaja masa kini nampaknya juga tak luput dari pengaruh globalisasi. Berbagai macam model pakaian dan gaya-gaya dari budaya barat mulai mewarnai budaya dan cara berpakaian orang-orang Indonesia, terutama remaja.
Pakaian yang dikenakan seseorang saat ini, seolah menjadi indikator bahwa seseorang bisa dianggap gaul atau kuper bahkan ndeso. Arti dari pakaian yang seharusnya digunakan sebagia penutup bagian-bagian tubuh seolah makin kabur. Pakaian saat ini seolah hanya sebagiai formalitas ketika berada diluar ruangan.
Ketika sejenak melihat lingkungan sekitar, sekilas tiada yang aneh dari orang-orang yang berlalu lalang disekitar kita.
Tapi apakah semua itu benar-benar biasa saja?
Pertanyaan itu yang sepatutunya kita tanyakan dalam hati masing-masing dari kita. Melihat lingkungan sekitar, orang-orang yang ada disana, dan segala pakaian maupun aksesoris yang mereka gunakan, atau barangkali diri kita sendiri gunakan telah pantas dan sesuai dengan kebudayaan kita sebagai negara timur?
Pakaian yang menjadi tren dan booming saat ini adalah pakaian-pakaian tanpa lengan dan segala jenis pakaian press body . Selain pakaian tak berlengan dan pakaian perss body, pakaian yang digunakan serba  mini dan kecil sehingga menampakkan segala bagian-bagian tubuh yang seharusnya tertutup. Terlepas dari segala pakaian berbahan minimal sehingga menjadikan pakaian itu berukuran kecil, banyak juga pakaian-pakaian yang dibuat dengan bahan yang begitu tipisnya. Ketipisan bahan tersebut memungkinkan untuk melihat apa saja yang ada dibalik kain tersebut, menampakkan segala aurat yang harusnya tertutup rapat.
Pakaian merupakan salah satu petunjuk identitas seseorang.  Penilaian pertama oleh orang-orang disekitar kita tentang siapakah diri kita pasti dimulai dari apa yang dikenakan. Sebagai contoh, seirang wanita yang mengenakan celana pensil, dan tank top pasti akan berbeda dengan seorang wanita dengan gamis dan jilbab. Fungsi dari pakaian selain sebagai petunjuk identitas, juga merupakan pelindung dari bahaya dan godaan-godaan. Sebagai contoh, seseorang yang mengenakan gamis dan jilbab akan jarang mendapat gidaan dari laki-laki iseng, kalaupun digoda pasti dengan sapaan ‘assalammualaikum’ yang tidak merendahkan martabat seorang wanita.
Berkaitan dengan fungsi pakaian sebagai identitas  seseorang, maka harus dimaknai dan dipahami bagaimana harus bersikap ketika menggunakan pakaian. Ketika kita sebagai seorang yang menetapkan hati, beucap sebagai seorang muslim dan berpakaian seperti apa yang telah disyariatkan, yaitu menutup semua aurat tidak sepantasnya jika kemudian bertingkah polah seperti orang-orang yang sama sekali tidak mengerti agama. Sebagai contoh, seorang wanita dengan gamis dan jilbab tidak seharusnya bertingkah layaknya seorang wanita dengan celana jeans dan tank top. Seorang muslimah, tentu harus tahu juga bagaimana bersikap sebagai seorang muslimah.

Pakaian bukan hanaya sebagai penunjang penampilan, dan sebagai penghalangi panas dan dingin tetapi juga sebagai petunjuk identitas siapa diri kita. Pakaian bukan hanya cukup dengan dipakai, tetapi juga harus dimresapi apa makna yang terkandung dalam pakaian tersebut, dan tentu saja mengamalkan apa yang telah dipahami dari makna pakaian itu. Sudah saatnya  kita berbenah, melihat lagi sekitar kita melihat lagi diri kita dan berbenah mulai dari diri kita.

0 komentar:

Posting Komentar