Sabtu, 03 Mei 2014

Percobaan Enzimatik Urine

A.    JUDUL
Percobaan enzimatik urine

B.     PENANGGUNG JAWAB
Izzatun Nadia (J310120009)

C.     TUJUAN
Percobaan ini memiliki tujuan:
1.      Mengetahui adanya enzimatik terhadap ureum dalam urine
2.      Mengetahui adanya enzimatik terhadap garam urat dalam urine
3.      Mengetahui adanya enzimatik terhadap garam amonium dalam urine

D.    PRINSIP
1.      Urine dan beberapa tetes fenol merah dan Na2CO3 2% serta penambahanasam asetat akan berwarna kuning.
2.      Urine dengan penambahan benedict dan Na2CO3 antidrat akan berwarna biru.
3.      Urine dengan penambahan Na2CO3 dan PP akan berwarna merah muda.

E.     TINJAUAN PUSTAKA
Urine adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur, garam anorganik dan pigmen-pigmen. Urine biasanya berwarna kekuning-kuningan walaupun dalam keadaan normal banyak variasinya. Urine adalah keluaran ahir yang dihasilkan oleh ginjal. Sebagai akibat dari kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma. Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses filtrasi, readsorbsi dan augmentasi (abdul, 2012).
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam urine yaitu senyawa organik, anorganik, dan zat-zat lain. Urea adalah hasil ahir dari metabolisme protein, urea merupakan 80-90% dari nitrogen urine total. Eksresi urea eningkat ketika katabolisme protein meningkat. Asam urat adalah hasil ahir terpenting dari oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat tidak hanya berasal dari nukleoprotein makanan, tetapi juga berasal daripemecahan nukleoprotein dalam tubuh. Asam urat sangat sulit larut dalam air, tetapi bentuk garamnya larut dalam urine, ditemukan sekitar 0,5-1,0 gram dalam urine normal (abdul, 2012).
Tiap harinya tubuh mengeluarkan urine sebanyak 600-2000cc. Dalam urine, terkandung senyawa yang normal dan terdapat pula senyawa-senyawa abnormal dalam urine. Senyawa normal yang terkandung dalam urine adalah ureum, amonia, kreatin dan kreatinin, asam urat, asam amino, allantoin, clorida, sulfat, fosfat, mineral dan oksalat. Senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam urine selain senyawa normal, merupakan senyawa abnormal yang diakobatkan oleh kerusakanorgan ginjal atau hati (yoga, 2013).

F.      ALAT DAN BAHAN
1.      Enzimatik terhadap ureum
a.   alat
b.  bahan
·      tabung reaksi
·     Urine 2ml
·      Gelas ukur 10ml
·     Fenol merah 3 tetes
·      Waterbath 60oC
·     Na2CO3 2% 3 tetes
·      Pipet tetes
·     Glacial 100% 3 tetes
·      spatula
·     Tepung kedelai 1sdt

2.      Enzimatik terhadap garam urat
c.   alat
d.  bahan
·      tabung reaksi
·     Urine 2ml
·      Gelas ukur 10ml
·     Benedict 3-5 tetes
·      Pipet tetes
·     Na2CO3 antidrat 50mg

3.      Enzimatik  terhadap  garam amonium
e.   alat
f.   bahan
·      tabung reaksi
·      Urine 2ml
·      Gelas ukur 10ml
·      Na2CO3 2% 3-5 tetes
·      Waterbath
·      Indikator PP
·      Pipet tetes

·      Objek glass


G.    CARA KERJA
1.      Enzimatik terhadap ureum
2ml urine dimasukkan dalam tabung reaksi
 


Ditambah beberapa tetes fenol merah dan Na2CO3 2%
 


Ditambah beberapa tetes glacial 100%
 


Dipanaskan dalam waterbath 60oC selama 10 menit
 


Ditambah 1 sdt tepung kedelai dan diamati perubahan warnanya
Indikasi: posotif (+) jika warna berubah menjadi merah
Negatif (-) jika warna berubah menjadi kuning


2.      Enzimatik terhadap garam urat
2ml urine dimasukkan dalam tabung reaksi
 


Ditambah 3-5 tetes benedict dan 50mg Na2CO3 antidrat
 


Diamati perubahan warnanya

Indikasi: positif (+) jika warna menjadi biru
Negatif (-) jika tidak berubah warna
3.      Enzimatik terhadap garam amonium
2ml urine dimasukkan dalam tabung reaksi
 


Ditambah 3-5 tetes karutan Na2CO3 2%
 


Dipanaskan dalam waterbath 10 menit........ A
Objek glass ditetesi oleh indikator PP..... B
Uap dari A ditangkap oleh B dengan membalikkan B di atas uap A.
Indikasi: positif (+) jika B berubah warna merah
Negatif (-) jika B tidak berubah warna

H.    HASIL PENGAMATAN
1.      Enzimatik terhadap ureum
sampel
perlakuan
Hasil pengamatan
Keterangan
2ml urine
Ditambah fenol merah dan Na2CO3 (3 tetes)




Setelah dilakukan penambahan, warna berubah menjadi merah

Ditambah glacial 100% (3 tetes)
                                
 


Warna merah pada sampel berubah menjadi kuning setelah ditambah glacial 100%

Inkubasi 10 menit



Setelah inkubasi, warna tetap kuning

Ditambah tepung kedelai 1 sdt


Warna tetap kuning tetapi menjadi lebih keruh

2.      Enzimatik terhadap garam urat
sampel
perlakuan
Hasil pengamatan
Keterangan
2ml urine
Ditambah benedict (5 tetes)




Penambahan benedict menghasilkan warna biru

Ditambah 50mg Na2CO3 antidrat




Warna sampel berubah menjadi hijau  kebiruan dan terdapat endapan

3.      Enzimatik terhadap garam urat
sampel
perlakuan
Hasil pengamatan
Keterangan
2ml urine
Ditambah Na2CO3 2% (5 tetes)




Tidak ada perubahan warna

Inkubasi 10 menit




Tidak ada perubahan warna
Indikator PP
Diteteskan diatas objek glass
Indikator PP tidak berwarna
Urine+ Na2CO3 2% mendidih
Ditutup dengan objek glass yang telah ditetesi indikator PP



Indikator PP tidak berubah warna setelah menangkap uap urine dan Na2CO3

kel
sampel
Terhadap ureum
Terhadap garam urat
Terhadap garam amoium
1
1
Kuning (-)
Biru (+)
Bening (-)
2
10
Kuning (-)
Biru (+)
Merah muda (+)
3
3
Kuning (-)
Biru kehijauan (+)
Merah (+)
4
4
Kuning (-)
Biru (+)
Merah (+)
6
6
Kuning (-)
Biru (+)
Bening (-)
7
7
Kuning (-)
Biru keruh (+)
Bening (-)
8
8
Kuning (-)
Biru kehijauan (+)
Bening (-)
9
9
Kuning (-)
Biru kehijauan (+)
Merah (+)
10
10
Kuning (-)
Biru keruh (+)
Bening (-)
           
I.       PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan tiga jenis percobaan yang bertujuan membuktikan adanya aktifitas enzim terhadap ureum, garam urat dan garam amonium dalam urine.
Percobaan enzimatik terhadap ureum dilakukan dengan melakukan penambahan fenol merah dan Na2CO3 2% ke dalam 2ml sampel urine. Percampuran ini menghasilkan warna merah muda. Setelah dilakukanpenambahan glacial 100% warna sampel berubah menjadi kuning. Kemudian setelah dilakukan inkubasi dengan suhu 60oC selama 10menit, warna sampel tetap kuning.
Setelah inkubasi, sampel ditambah dengan tepung kedelai warna sampel menjadi kuning cerah, hal ini diakibatkan adanya enzim urease dalam tepung kedelai bereaksi dengan urea yang ada pada urine sehingga terjadi reaksi enzimatik, yaitu hidrolisis urea dalam urine oleh urease dalam tepung kedelai (poediadi, 1994).
Percobaan enzimatik terhadap garam urat dilakukan dengan penambahan benedict sehingga menghasilkan warna biru. Setelah dilakukan penambahan serbuk Na2CO3 antidrat warna berubah menjadi hijau kebiruan dan timbul endapan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam urine terdapat garam urat yang dapat mereduksi benedict sehingga menghasilkanendapan. Benedict mengandung CuSO4, ion Cu2+ dari CuSO4 direduksi menjadi Cu+ dan membentuk Cu2O dan mengendap (poedjiadi, 1994).
Percobaan enzomatis terhadap garam amonium ini dilakukan untuk mengetahui adanya garam amonium dalam urine. Adanya garam amonium ditandai dengan timbulnya warna merah pada objek glass yang telah dibasahi oleh fenolftalin (PP). Warna merahmenunjukkan adanya garam amonium atau gas NH3 yang mudah menguap (abdul, 2012).

J.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yangtelah dilakukan, maka didapatkan hasil dari sampel kelompok kami adalah:
1.      Sampel urine negatif untuk enzimatik terhadap ureum
2.      Sampel urine positif untuk enzimatik terhadap garam urat
3.      Sampel urine negatif untuk enzimatik terhadap garam amonium

K.    DAFTAR PUSTAKA
Evelyn, C.D.1993. anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT gramedia, Jakarta
Ganong.2003.fisiologi kedokteran. Gajah mada press, Yogyakarta
Poedjiadi, A.1994. dasar-dasar biokimia. Penerbit universitas indonesia, Jakarta
Adirasoziety.blogspot.com/2012/08/makalah-biokimia-urine
Docstoc.com

Dokterarrazi.wordpress.com/2013/04/02/pemeriksaan-urine-secara-biokimia/

1 komentar: